×
Fatwa ini menegaskan hukum orang yang mengingkari keberadaan jin dan mengingkari kemampuan mereka merasuk ke dalam tubuh manusia serta perbedaannya dengan malaikat.

Hukum Orang Yang Mengingkari Adanya Jin

﴿حكم من أنكر وجود الجن ودخولهم في الإنس﴾

] Indonesia – Indonesian – [ إندونيسي

Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan

Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali

Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

2009 - 1430

﴿حكم من أنكر وجود الجن ودخولهم في الإنس﴾

« باللغة الإندونيسية »

الشيخ صالح بن فوزان الفوزان - حفظه الله

ترجمة: محمد إقبال أحمد غزالي

مراجعة: أبو زياد إيكو هاريانتو

2009 - 1430

 بسم الله الرحمن الرحيم

Hukum Orang Yang Mengingkari adanya Jin

Pertanyaan: Zaman sekarang, banyak sekali obrolan orang-orang tentang jin merasuki dan masuk pada manusia. Ada sebagian orang yang mengingkari hal itu, bahkan ada pula yang mengingkari adanya jin sama sekali. Apakah hal ini berpengaruh terhadap akidah seorang muslim? Apakah ada keharusan beriman dengan adanya jin? Kemudian, apakah perbedaan di antara mereka dan malaikat?

Jawaban: Mengingkari adanya jin adalah kufur dan murtad dari Islam, karena ia telah mengingkari yang terdapat di dalam al-Qur`an dan sunnah berupa berita tentang keberadaan mereka. Beriman dengan keberadaan mereka termasuk beriman dengan perkara gaib, karena kita tidak melihat mereka, kita meyakini keberadaan mereka berdasarkan berita yang benar. Firman Allah swt tentang iblis dan tentaranya:

إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَتَرَوْنَهُمْ

Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.. (QS. Al-A'raaf:27)

Adapun mengingkari masuknya mereka ke dalam tubuh manusia tidak sampai membawa kepada kekufuran, namun ia keliru dan mendustakan yang terdapat dalam dalil-dalil syara' yang kuat dan realita yang berulang kali terjadi. Namun karena samarnya masalah ini, tidak dikafirkan orang yang menentang padanya, tetapi dianggap salah, karena dalam mengingkari hal itu ia tidak berpegang di atas dalil, ia hanya berpegang kepada akal dan pemahamannya. Sedang akal tidak bisa dijadikan standar dalam perkara ghaib. Akal juga tidak bisa diutamakan atas dalil-dalil syara' kecuali di sisi orang-orang sesat.

Perbedaan di antara jin dan malaikat dari beberapa sisi:

Pertama, dari asal kejadian, jin diciptakan dari api yang sangat panas dan malaikat diciptakan dari cahaya.

Kedua, sesungguhnya malaikat adalah hamba-hamba yang taat kepada Allah swt serta mulia, sebagaimana firman Allah swt:

وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ مُّكْرَمُونَ . لاَيَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُم بِأَمْرِهِ

Dan mereka berkata:"Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak",Maha Suci Allah. Sebenarnya(malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimulyakan, * mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkatan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. (QS. al-Anbiyaa':26-27)

Dan firman-Nya:

لاَّيَعْصُونَ اللهَ مَآأَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَايُؤْمَرُونَ

yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. at-Tahrim:6)

Adapun bangsa jin, ada yang beriman dan ada yang kafir, sebagaimana firman Allah swt mengabarkan tentang kondisi mereka:

وَأَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُونَ وَمِنَّا الْقَاسِطُونَ

Dan sesungguhnya di antara kami ada yang Islam dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran.. (QS. Al-Jinn :14)

Di antara mereka ada yang taat dan ada pula yang maksiat, firman Allah Ta'ala:

وَأَنَّا مِنَّا الصَّالِحُونَ وَمِنَّا دُونَ ذَلِكَ كُنَّا طَرَآئِقَ قِدَدًا

Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda. (QS. al-Jinn:11)

Dan ayat-ayat lainnya.

Syaikh Shalih al-Fauzan – al-Muntaqa (2/6059).